Artikel Islam
Zakat: Bukan Sekadar Kewajiban Ibadah, Tetapi Instrumen Ekonomi Syariah yang Inklusif dan Berkeadilan
27/08/2025 | AdminDalam ajaran Islam, zakat menempati posisi yang sangat istimewa. Ia bukan hanya sebatas kewajiban ritual yang diwajibkan kepada setiap muslim yang mampu, tetapi juga menjadi salah satu pilar dalam membangun peradaban Islam yang kuat, berkeadilan, dan berorientasi pada kesejahteraan bersama.
Al-Qur’an menegaskan bahwa zakat memiliki fungsi ganda: ibadah mahdhah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, sekaligus ibadah ijtima’iyah untuk menyeimbangkan kehidupan sosial-ekonomi masyarakat. Firman Allah dalam QS. At-Taubah ayat 103:
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka..."
Ayat ini menegaskan bahwa zakat membersihkan hati dari sifat kikir, sekaligus menjadi instrumen redistribusi kekayaan agar tidak hanya berputar pada kelompok tertentu saja.
Zakat sebagai Instrumen Ekonomi Syariah
Dalam perspektif ekonomi Islam, zakat memiliki peran strategis dalam menciptakan sistem ekonomi yang inklusif dan berkeadilan. Melalui zakat:
1. Redistribusi Kekayaan: Harta dari kalangan mampu disalurkan kepada delapan asnaf penerima zakat (fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharimin, fi sabilillah, ibnu sabil). Hal ini menciptakan pemerataan dan mengurangi kesenjangan sosial.
2. Menggerakkan Ekonomi Produktif: Zakat tidak hanya disalurkan dalam bentuk konsumtif, tetapi juga dapat dikembangkan menjadi modal usaha bagi penerima (mustahik), sehingga lahir kemandirian ekonomi.
3. Jaminan Sosial Islami: Zakat hadir sebagai jaring pengaman sosial (social safety net) untuk masyarakat yang lemah, sehingga tidak ada yang terpinggirkan dari arus pembangunan.
Mewujudkan Ekonomi yang Inklusif dan Berkeadilan
Ekonomi konvensional kerap memunculkan jurang kesenjangan, di mana segelintir orang menguasai sumber daya sementara banyak yang tertinggal. Dalam hal ini, zakat menjadi instrumen penting untuk menghadirkan keadilan ekonomi sesuai prinsip syariah.
Melalui zakat, distribusi harta tidak hanya sekadar amal, tetapi menjadi kewajiban sistemik yang diatur oleh syariat. Dengan tata kelola zakat yang baik—profesional, transparan, dan akuntabel—maka zakat akan bertransformasi menjadi instrumen pembangunan ekonomi umat.
Program zakat yang diarahkan pada pemberdayaan ekonomi produktif juga sejalan dengan visi maqashid syariah untuk menjaga agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Dengan demikian, zakat menjadi instrumen yang mampu mewujudkan masyarakat yang sejahtera, berdaya, dan penuh keadilan.
Zakat bukanlah sekadar kewajiban ibadah individual, tetapi merupakan sistem sosial-ekonomi yang jika dikelola dengan baik, dapat menjadi motor penggerak ekonomi syariah yang inklusif dan berkeadilan. Oleh karena itu, kesadaran umat untuk menunaikan zakat harus terus ditumbuhkan, disertai dengan optimalisasi peran lembaga zakat dalam menyalurkan dan mengelolanya.
Dengan zakat, kita tidak hanya menjalankan perintah Allah, tetapi juga membangun peradaban Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
